Introjtust my self. . . .tepangken nami simkuring Maman kusmana saya lahir di Ciamis 19
tahun silam tepatnya pada tanggal 11 Febtruari 1994, saya anak pertama (budak cikal : istilah bahasa sunda buat
anak pertama) dari 3 bersaudara yang
dilahirkan dari pasangan suami istri Dedi Hidayat dan Edah Zubaedah, dimata saya mereka berdua merupakan srikandi dalam
hidup saya bagaikan pelita dikegelapan kehidupan saya bagaikan embun
penyejuk di kehausan kehidupan saya dua sosok yang paling berjasa dalam hidup
saya mustahil kiranya saya sekarang bisa
berada ditempat ini, berada seperti ini
tanpa mereka berdua.
Pertama kali saya masuk di dunia
pendidikan yaitu tahun 1999 sebagai peserta didik di Raudotul Atfal Miftahul
Ulum Selamaya (RA Miftahul Ulum
Selamaya) kemudian saya melanjutkan sekolah ke Madrasah Ibtidaiyah Selamaya (MI
SELAMAYA) kemudian setelah lulus darisana saya melanjutkan ke
MTsN KAWALI
Kemudian saya melanjutkan ke salah satu Sekolah
Menengah Kejuruan berbasis pesantren tepatnya yaitu ke SMK AL HUDA
TURALAk jurusan MULTIMEDIA sekaligus sebagai santri di Islamic Boarding School
Al Huda (Pondok Pesantren Al Huda Turalak) dan sekarang saya merupakan
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Program study Pendidikan Agama Islam (PAI) semester
3 Institut Agama Islam Darussalam Ciamis
(IAID Ciamis) . Keseharian saya selain meninba ilmu di pondok pesantren dan di
IAID Ciamis saya juga bekerja di sebuah Sekolah Menegah Kejuruan yang berbasis pesantren
yang dahulu saya pernah
menimba ilmu
disana yaitu di SMK AL HUDA TURALAK sebagai Staf Tata Usaha , nah darisanalah
berawal ceritanya saya bisa sampai di
Seamolec mengikuti magang selama kurang lebih satu bulan . Yah saya merupakan
salah satu utusan dari Ciamis atas nama alumni SMK pontren yang sekarang
mengabdikan diri disekolah tersebut.
Pradigma Tentang Kehidupan . . . . Menurut pradigma saya
kehidupan merupakan sebuah anugrah sekaligus amanah yang diberikan Allah SWT
terhadap kita, dengan kata lain
kehidupan merupakan salah satu proses ataupun perjalanan untuk mengemban
amanah yang mana apapun yang kita
lakukan dalam proses mengemban amanah tersebut suatu saat nanti akan kita
pertanggung jawabkan di Mahkama yang Agung yaitu mahkama Allah SWT. Dengan
demikian hendaklah kehidupan kita itu bersifat Dinamis (selalu mengarah terhadap hal yang lebih baik) hal tersebut
bersinergi dengan sebuah pepatah ciri orang yang beruntung adalah apabila
hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari pada hari ini.
Selain itu juga kehidupan merupakan sebuah petualangan yang mana petualangan
kita hari ini menentukan kehidupan kita dimasa depan, “life is adventure and adventure is future,”
Rupiah Pertama . . . . 05 September 2013 merupakan
hari yang bersejarah bagi kehidupan saya, hari itu merupakan hari dimana saya mendapatkan Rupiah pertama dari hasil cucuran keringat
sendiri , hari itu hari gajihan pertama saya sebagai seorang staf Tata Usaha di
SMK AL HUDA TURALAK . uang tersebut saya alokasikan untuk menutupi kebutuhan kehidupan saya sehari hari, untuk biaya tinggal dipesantren
, untuk biaya kuliah sehari hari meskipun jauh dari kata cukup tapi setidaknya
membantu mengurangi beban orang trua. Untuk kedepanya saya mempunyai keinginan agar bisa membiayai sekolah kedua adik adik
saya dan membiayai kedua orang tua saya untuk berangkat ketanah suci untuk
menyempurnakan rukun islamnya, sebagai
balas budi atas pengorbanan mereka berdua terhadap saya meskipun saya
sadari hal tersebut belum seberapa dengan pengorbanan yang mereka berdua
curahkan terhadap saya.
OTW Seamolec . . .Senin 28 Oktober merupakan halaman awal dari semua cerita ini yah hari itu untuk
pertama kalinya saya mengijakan kaki di gedung seamolec untuk melaksanakan
magang selama satu bulan . Setelah kurang lebih 5 hari mengikuti magang tibalah
waktunya melaksanakan kegiatan out bond. pada kegiatan ini saya dan peserta
lain ditangtang untuk menjual sebuah pulpen dengan harga yang pantastis yaitu
minimal Rp.50.000 adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menguji
keberanian, kesabaran kerja keras dan optimisme peserta out bond. awalnya saya
pesimis dengan tangtangan tersebut bagai mana mungkin pulpen yang harga jualnya
maxsimal Rp. 2000 harus saya jual minimal dengan harga Rp 50.000 tapi ketika
itu saya teringat akan pepatah seorang dosen saya beliau berkata “memang di dunia ini tidak ada yang pasti
dan tidak ada yang mustahil semuanya mungkin terjadi selagi kita ada keinginan dan kerja keras mau mencoba dan terus mencoba” dari sanalah optimisme saya membara untuk bisa
menyelesaikan tangtangan ini, langkah demi langkah saya lalui hingga akhirnya
saya tiba disebuah warteg di sebrang Universitas Terbuka, disana ada dua orang
karyawan kantor yang sedang asik menyantap sarapan paginya saya coba
memberanikan diri untuk memulai hal gila ini menawarkan sebuah pulpen dengan
harga yang pantastis yaitu Rp. 500.000 betul juga dugaan ku karyawan itu malah
tersenyum kepada ku stelah kurang lebih lima menit saya bernegosiasi dengan dia
dan menjelaskan tujuan sebenarnya dari hal gila ini, akhirnya saya berhasil
menjual pulpen saya dengan harga minimum yaitu Rp. 50.000 saya sempat sedikit
tak percaya dengan diri ku sendiri, Luar biasa ungkap ku dalam hati, dari sana
aku semakin percaya dengan makna yang
terkandung dari ungkapan salah satu
dosen saya diatas. satu pulpen telah
berhasil aku jual akhirnya saya putuskan untuk mengambil lagi satu atau dua
buah pulpen lagi ke pembina out bond aku
pun kembali berjalan melangkahkan kaki ini menyebrangi salah satu jalanan ibu
kota yang padat dengan kendaraan berlalu lalang
yang berada tepat di depan
Universitas Terbuka tapi sebelum aku mnginjakan kaki kebahu jalan tiba tiba
ada suara yang memanggil nama saya dari jauh,kemudian saya pun secara Pleksible menoleh kearah suara itu.
Teryata dia adalah teman sekelompok saya,
sebelumnya pembina out bond ini membagi peserta kepada 4 kelompok,
kelompok matahari, kuda, harimau dan kerbau kebetulan saya masuk ke kelompok
kuda.
Nasib teman
sekelompok saya rupanya tidak seberuntung saya, ia belum berhasil menjual
pulpenya akhirya saya memutuskan untuk membantu teman saya berjualan dan membatalkan
rencana saya untuk mengambil kembali pulpen dari pembina out bond yaitu Kak
Stannly banyak hal yang saya dapatkan dari beliau, untuk saat ini beliau adalah
salah satu sumber inspirasi hidup saya. Atas nama kerjasama tim dan kekompakan
tim saya dan teman saya berjalan menyusuri jalanan yang tadi akan saya
sebrangi. Untuk mencoba dan mencoba menawarkan pulpen teman saya yang belum
terjual setelah kurang lebih berjalan sejauh 500 m saya kembali bertemu dengan 2
anggota kelompok saya dan mereka berdua pun senasib dengan teman saya yang pertama pulpenya masih berada di genggaman
tanganya alias belum laku terjual akhirnya saya memutuskan untuk menjual pulpen pulpen ini secara
bersama sama. Langkah demi langkah kami lewati debu jalanan dan panasnya terik
matahri langit ibu kota menemani perjalanan kami hingga kami tertuju pada
sebuah warung, disana duduk seorang perempuan bepakaian rapih dengan perhiasan yang menghiasi jemari dan pergelangan
tanganya dan tas keluaran terbaru berada
disampingya, saya berunding sejenak dengan 3 orang teman sekelompok saya tadi.
Akhirya kami putuskan ibu tersebut dijadikan sebagai objek penawaran kami
setelah menghampiri dia kami pun mulai
bernegosiasi dansaya berusaha mengingat
kembali ucapan ucapan yang tadi sempat saya
ucapkan ketika berhasil menjual pulpen
milik saya tadi, setalah kurang lebih 3 sampai 4 menit kami bernegosiasi akhirnya
saya pribadi dapat mempertanggung jawabkan kebenaran atas sebuah perkataan
orang bijak “jangan sesekali anda memonis
seseorang hanya dengan melihat luarnya saja, karna itu belum pasti mencerminkan
apa yang ada didalamnya” awalnya kami oftimis ibu ibu tersebut akan membeli
ataupun setidaknya menerima kami scara baik baik tapi insting kami melenceng, ibu
ibu tersebut menolak tawaran kami dengan kata kata yang sedikit menjatuhkan
motifasi kami. Tapi kami tidak ambil pusing kami putuskan untuk kembali
melangkahkan kai ini menyusuri jalanan ibukota yang dipadati oleh lalulalang
kendaraan singkat cerita kami pun tiba didepan sebuah Apotik dikawasan ciputat,
disebrang apoteke ada sebuah SPBU teman saya mempunyai ide untuk menawarkan
pulpenya ke SPBU tersebut sedangkan saya memutuskan untuk menawarkan pulpen ke
apotek akhirya kami terbagi kepada dua kelompok dua teman saya menawarkan
pulpen ke SPBU dan saya dan seorang teman perempuan saya memutuskan untuk
menawarkan pulpen ke Apotek tersebut. Kemudian kami berdua pun mencoba
melangkahkan kaki kami menuju pintu masuk apotek tersebut berharap ada orang
yang mau membeli pulpen kami, setelah berada didalam apotik kami berhenti
sejenak memokuskan pandangan mencari orang yang setidaknya akan mendengar
tawaran dari kami hingga pandangan ini tertuju pada seorang laki laki setengah
baya yang kelihatanya sedang sibuk mencari obat, ya dia adalah apoteker di
apotek tersebut dengan modal rasa optimisme yang menggebu kami memulai
menawarkan
Pulpen kami
setalah beberapa saat bernegosiasi kami pun kembali menemukan jalan buntu,
apoteker tersebut menolak untuk membeli barang kami dengan alasan hari ini
belum mendapatkan penghasilan. Kami pun keluar dengan sedikit kepala tertunduk
sedikit merasa putus asa, detik itu pula saya merasakan betapa sulitnya
mengumpulkan rupiah demi rupiah hingga pikiran ku tertuju kepada kedua orang
tua saya yang setiap hari mengumpulkan rupiah
demi rupiah untuk membiayai saya dan kedua adik saya bersekolah sebagai pedagang disebuah Sekolah dasar
ditempat saya, tapi tatkala itu saya mendengar teriakan kedua teman saya
yang ternyata mereka berhasil menjual
pulpenya seharga Rp.50.000 perjuangan yang bagus teman. . .
Kesuksesan kedua
teman saya menjual pulpen memberikan efek positif terhadap kami utuk terus
meningkatkan keoptimisan kami dalam menyelesaikan tantangan ini. Langkah demi
langkah kami lewati kembali hingga akhirnya kaki kami ini terhenti disebuah resto terkemuka
baikdi Indonesia maupun di seluruh dunia yaitu KFC, namun naas menghampiri kami
belum juga mendapatkan Calon pembeli kami terlebih dahulu malah sudah diusir oleh petugas keamanan disana,
rasa putus asa pun mampir di diri kami akhirnya kami memeutuskan untuk duduk
sejenak dibahu jalan dibawah teriknya
mentari kota jakarta tenggorokan pun mulai dilanda kehausan. Setelah berunding
sejenak kami putuskan untuk kembali ke gedung seamolec dengan dua pulpen yang
masih belum bisa kami jual tak apalah ungkap saya didalam hati asalkan kita
sudah mau berusaha mungkin Allah belum menaqdirkan pulpen ini terjual ungkapan
saya sebagai bentuk ke tawakalan saya terhadap Allah SWT.
Ditengah
perjalanan kami melewati tempat pencucian mobil disana terlihat ada seoeang
bapak bapak yang menggunakan baju batik dan celana hitam dilengkapi dengan
sepatu pentopel yang mengkilap dan duduk diruang tunggu tempat pencucian mobil
tersebut sambil asik membaca surat kabar, densegan sisa tenaga kami mencoba
menawarkan pulpen kami kepada bapak tersebut setelah bernegosiasi dan
memaparkan tujuan sebenarnya kegiatan kami akhirnya bapak tersebut membeli
pulpen kami dengan harga diatas rata rata beliau memberi kami uang Rp. 100.000
luar biasa ucap ku didalam hati “Inama’al
usri yusro sesungguhnya setiap ada kesulitan pastiada kemudahan”.
Dari sana semangat
kami menggebu kembali kami optimis dapat menjual semua pulpen pulpen kami yang
tinggal tersisa satu buah pulpen lagi .
Kami kembali
melangkahkan kaki ini menyusuri jalanan
hingga kami sampai kedepan sebuah shorum mobil, kemudian kami memokuskan pandangan ke arah shorum
tersebut mencari calon pembeli yang akan membeli pulpen kami hingga mata kami
tertuju pada seorang pria keturunan tionghoa yang sedang membersihkan mobilnya,
dengan berbekal rasa optimisme yang menggebu kami mulai memprosfek orang
tersebut menawarkan pulpen terakhir kami dengan harga setinggi tingginya,
setelah hampir lima menit akhirnya perjuangan kami berakhir manis orang
tersebut mau membeli pulpen kami dengan harga yang cukup tinggi yaitu
Rp.150.000 harga yang sangat pantastis.
Alhammdulillah. .
. .akhirnya kami dapat menyelesaikan
juga tantangan ini, kami pun kembali melangkahkan kaki ini menuju gedung seamolec dengan perasaan bangga sekaligus terharu sedikit pun tidak
percaya bahwa kami akan bisa melakukan hal segila ini menjual pulpen dengan
harga yang pantastis, pengalaman yang luar biasa pengalaman yang takan
terlupakan sampai kapanpun sampai mata ini tertutup untuk selama lamanya.
Banyak pelajaran
hidup yang saya dapatkan dari kegiatan out
bond ini, mulai dari kerjasama tim, kerja keras, selalu berfikir fositif,
selalu optimis dan masih banyak hal lain yang tidak bisa aku ungkapkan dengan
kata kata dan yang terpenting dari kegiatan ini saya mempunyai banyak teman
baru terutama teman yang satu ini ha ha ha (Intermez0)
By
:Maman Kusmana
e-Mail:
Mamankusmana11@gmail.com
Blog
:Life Is Adventure And Adventur Is Future