Rabu, 06 November 2013

RUPIAH PERTAMA

Introjtust my self. . . .tepangken nami simkuring Maman kusmana saya lahir di Ciamis 19 tahun silam tepatnya pada tanggal 11 Febtruari 1994, saya anak pertama (budak cikal : istilah bahasa sunda buat anak pertama) dari 3 bersaudara yang  dilahirkan dari pasangan suami istri Dedi Hidayat dan Edah Zubaedah,  dimata saya mereka berdua merupakan srikandi  dalam  hidup saya bagaikan pelita dikegelapan kehidupan saya bagaikan embun penyejuk di kehausan kehidupan saya dua sosok yang paling berjasa dalam hidup saya  mustahil kiranya saya sekarang bisa berada ditempat ini,  berada seperti ini tanpa mereka berdua. 
Pertama kali saya masuk di dunia pendidikan yaitu tahun 1999 sebagai peserta didik di Raudotul Atfal Miftahul Ulum Selamaya  (RA Miftahul Ulum Selamaya) kemudian saya melanjutkan sekolah ke Madrasah Ibtidaiyah Selamaya (MI SELAMAYA) kemudian setelah lulus darisana saya melanjutkan ke
MTsN KAWALI Kemudian saya melanjutkan ke salah satu Sekolah  Menengah Kejuruan berbasis pesantren tepatnya yaitu ke SMK AL HUDA TURALAk jurusan MULTIMEDIA sekaligus sebagai santri di Islamic Boarding School Al Huda (Pondok Pesantren Al Huda Turalak) dan sekarang saya merupakan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Program study Pendidikan Agama Islam (PAI) semester 3  Institut Agama Islam Darussalam Ciamis (IAID Ciamis) . Keseharian saya selain meninba ilmu di pondok pesantren dan di IAID Ciamis saya juga bekerja di sebuah Sekolah Menegah Kejuruan yang berbasis  pesantren  yang dahulu saya pernah
menimba ilmu disana yaitu di SMK AL HUDA TURALAK sebagai Staf Tata Usaha , nah darisanalah berawal  ceritanya saya bisa sampai di Seamolec mengikuti magang selama kurang lebih satu bulan . Yah saya merupakan salah satu utusan dari Ciamis atas nama alumni SMK pontren yang sekarang mengabdikan diri disekolah tersebut.
Pradigma Tentang Kehidupan . . . . Menurut pradigma saya kehidupan merupakan sebuah anugrah sekaligus amanah yang diberikan Allah SWT terhadap kita, dengan kata lain  kehidupan merupakan salah satu proses ataupun perjalanan untuk mengemban amanah  yang mana apapun yang kita lakukan dalam proses mengemban amanah tersebut suatu saat nanti akan kita pertanggung jawabkan di Mahkama yang Agung yaitu mahkama Allah SWT. Dengan demikian hendaklah kehidupan kita itu bersifat Dinamis (selalu mengarah terhadap hal yang lebih baik) hal tersebut bersinergi dengan sebuah pepatah  ciri orang yang beruntung adalah apabila hari ini lebih baik daripada hari kemarin,  dan hari esok lebih baik dari pada hari ini. Selain itu juga kehidupan merupakan sebuah petualangan yang mana petualangan kita hari ini menentukan kehidupan kita dimasa depan, “life is adventure and adventure is future,”
Rupiah Pertama . . . . 05 September 2013 merupakan hari yang bersejarah bagi kehidupan saya, hari itu merupakan hari  dimana saya mendapatkan  Rupiah pertama dari hasil cucuran keringat sendiri , hari itu hari gajihan pertama saya sebagai seorang staf Tata Usaha di SMK AL HUDA TURALAK . uang tersebut saya alokasikan untuk  menutupi kebutuhan kehidupan saya  sehari hari, untuk biaya tinggal dipesantren , untuk biaya kuliah sehari hari meskipun jauh dari kata cukup tapi setidaknya membantu mengurangi beban orang trua. Untuk kedepanya saya mempunyai  keinginan  agar bisa membiayai sekolah kedua adik adik saya dan membiayai kedua  orang  tua saya untuk berangkat ketanah suci untuk menyempurnakan rukun islamnya, sebagai  balas budi atas pengorbanan mereka berdua terhadap saya meskipun saya sadari hal tersebut belum seberapa dengan pengorbanan yang mereka berdua curahkan terhadap saya.
OTW Seamolec . . .Senin 28 Oktober  merupakan halaman  awal dari semua cerita ini yah hari itu untuk pertama kalinya saya mengijakan kaki di gedung seamolec untuk melaksanakan magang selama satu bulan . Setelah kurang lebih 5 hari mengikuti magang tibalah waktunya melaksanakan kegiatan out bond. pada kegiatan ini saya dan peserta lain ditangtang untuk menjual sebuah pulpen dengan harga yang pantastis yaitu minimal Rp.50.000 adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menguji keberanian, kesabaran kerja keras dan optimisme peserta out bond. awalnya saya pesimis dengan tangtangan tersebut bagai mana mungkin pulpen yang harga jualnya maxsimal Rp. 2000 harus saya jual minimal dengan harga Rp 50.000 tapi ketika itu saya teringat akan pepatah seorang dosen saya beliau berkata “memang di dunia ini tidak ada yang pasti dan tidak ada yang mustahil semuanya mungkin terjadi selagi kita  ada keinginan dan kerja keras  mau mencoba dan terus mencoba”   dari sanalah optimisme saya membara untuk bisa menyelesaikan tangtangan ini, langkah demi langkah saya lalui hingga akhirnya saya tiba disebuah warteg di sebrang Universitas Terbuka, disana ada dua orang karyawan kantor yang sedang asik menyantap sarapan paginya saya coba memberanikan diri untuk memulai hal gila ini menawarkan sebuah pulpen dengan harga yang pantastis yaitu Rp. 500.000 betul juga dugaan ku karyawan itu malah tersenyum kepada ku stelah kurang lebih lima menit saya bernegosiasi dengan dia dan menjelaskan tujuan sebenarnya dari hal gila ini, akhirnya saya berhasil menjual pulpen saya dengan harga minimum yaitu Rp. 50.000 saya sempat sedikit tak percaya dengan diri ku sendiri, Luar biasa ungkap ku dalam hati, dari sana aku semakin  percaya dengan makna yang terkandung dari  ungkapan salah satu dosen saya diatas. satu pulpen telah berhasil aku jual akhirnya saya putuskan untuk mengambil lagi satu atau dua buah pulpen lagi ke pembina out bond   aku pun kembali berjalan melangkahkan kaki ini menyebrangi salah satu jalanan ibu kota yang padat dengan kendaraan berlalu lalang  yang berada tepat  di depan Universitas Terbuka tapi sebelum aku mnginjakan kaki kebahu jalan tiba tiba ada  suara  yang memanggil nama saya  dari jauh,kemudian saya pun secara Pleksible menoleh kearah suara itu. Teryata dia adalah teman sekelompok saya,  sebelumnya pembina out bond ini membagi peserta kepada 4 kelompok, kelompok matahari, kuda, harimau dan kerbau kebetulan saya masuk ke kelompok kuda.
Nasib teman sekelompok saya rupanya tidak seberuntung saya, ia belum berhasil menjual pulpenya akhirya saya memutuskan untuk membantu teman saya berjualan dan membatalkan rencana saya untuk mengambil kembali pulpen dari pembina out bond yaitu Kak Stannly banyak hal yang saya dapatkan dari beliau, untuk saat ini beliau adalah salah satu sumber inspirasi hidup saya. Atas nama kerjasama tim dan kekompakan tim saya dan teman saya berjalan menyusuri jalanan yang tadi akan saya sebrangi. Untuk mencoba dan mencoba menawarkan pulpen teman saya yang belum terjual setelah kurang lebih berjalan sejauh 500 m saya kembali bertemu dengan 2 anggota kelompok saya dan mereka berdua  pun senasib dengan teman saya yang  pertama pulpenya masih berada di genggaman tanganya alias belum laku terjual akhirnya saya memutuskan  untuk menjual pulpen pulpen ini secara bersama sama. Langkah demi langkah kami lewati debu jalanan dan panasnya terik matahri langit ibu kota menemani perjalanan kami hingga kami tertuju pada sebuah warung, disana duduk seorang perempuan bepakaian rapih  dengan perhiasan  yang menghiasi jemari dan pergelangan tanganya dan  tas keluaran terbaru berada disampingya, saya berunding sejenak dengan 3 orang teman sekelompok saya tadi. Akhirya kami putuskan ibu tersebut dijadikan sebagai objek penawaran kami setelah menghampiri dia kami  pun mulai bernegosiasi dansaya  berusaha mengingat kembali  ucapan ucapan yang tadi sempat saya ucapkan ketika berhasil  menjual pulpen milik saya tadi, setalah kurang lebih 3 sampai 4 menit kami bernegosiasi akhirnya saya pribadi dapat mempertanggung jawabkan kebenaran atas sebuah perkataan orang bijak “jangan sesekali anda memonis seseorang hanya dengan melihat luarnya saja, karna itu belum pasti mencerminkan apa yang ada didalamnya” awalnya kami oftimis ibu ibu tersebut akan membeli ataupun setidaknya menerima kami scara baik baik tapi insting kami melenceng, ibu ibu tersebut menolak tawaran kami dengan kata kata yang sedikit menjatuhkan motifasi kami. Tapi kami tidak ambil pusing kami putuskan untuk kembali melangkahkan kai ini menyusuri jalanan ibukota yang dipadati oleh lalulalang kendaraan singkat cerita kami pun tiba didepan sebuah Apotik dikawasan ciputat, disebrang apoteke ada sebuah SPBU teman saya mempunyai ide untuk menawarkan pulpenya ke SPBU tersebut sedangkan saya memutuskan untuk menawarkan pulpen ke apotek akhirya kami terbagi kepada dua kelompok dua teman saya menawarkan pulpen ke SPBU dan saya dan seorang teman perempuan saya memutuskan untuk menawarkan pulpen ke Apotek tersebut. Kemudian kami berdua pun mencoba melangkahkan kaki kami menuju pintu masuk apotek tersebut berharap ada orang yang mau membeli pulpen kami, setelah berada didalam apotik kami berhenti sejenak memokuskan pandangan mencari orang yang setidaknya akan mendengar tawaran dari kami hingga pandangan ini tertuju pada seorang laki laki setengah baya yang kelihatanya sedang sibuk mencari obat, ya dia adalah apoteker di apotek tersebut dengan modal rasa optimisme yang menggebu kami memulai menawarkan
Pulpen kami setalah beberapa saat bernegosiasi kami pun kembali menemukan jalan buntu, apoteker tersebut menolak untuk membeli barang kami dengan alasan hari ini belum mendapatkan penghasilan. Kami pun keluar dengan sedikit kepala tertunduk sedikit merasa putus asa, detik itu pula saya merasakan betapa sulitnya mengumpulkan rupiah demi rupiah hingga pikiran ku tertuju kepada kedua orang tua saya yang setiap hari mengumpulkan rupiah  demi rupiah untuk membiayai saya dan kedua adik saya bersekolah  sebagai pedagang disebuah Sekolah dasar ditempat saya, tapi tatkala itu saya mendengar teriakan kedua teman saya yang  ternyata mereka berhasil menjual pulpenya seharga Rp.50.000 perjuangan yang bagus teman. . .
Kesuksesan kedua teman saya menjual pulpen memberikan efek positif terhadap kami utuk terus meningkatkan keoptimisan kami dalam menyelesaikan tantangan ini. Langkah demi langkah kami lewati kembali hingga akhirnya kaki  kami ini terhenti disebuah resto terkemuka baikdi Indonesia maupun di seluruh dunia yaitu KFC, namun naas menghampiri kami belum juga mendapatkan Calon pembeli kami terlebih dahulu malah  sudah diusir oleh petugas keamanan disana, rasa putus asa pun mampir di diri kami akhirnya kami memeutuskan untuk duduk sejenak  dibahu jalan dibawah teriknya mentari kota jakarta tenggorokan pun mulai dilanda kehausan. Setelah berunding sejenak kami putuskan untuk kembali ke gedung seamolec dengan dua pulpen yang masih belum bisa kami jual tak apalah ungkap saya didalam hati asalkan kita sudah mau berusaha mungkin Allah belum menaqdirkan pulpen ini terjual ungkapan saya sebagai bentuk ke tawakalan saya terhadap Allah SWT.
Ditengah perjalanan kami melewati tempat pencucian mobil disana terlihat ada seoeang bapak bapak yang menggunakan baju batik dan celana hitam dilengkapi dengan sepatu pentopel yang mengkilap dan duduk diruang tunggu tempat pencucian mobil tersebut sambil asik membaca surat kabar, densegan sisa tenaga kami mencoba menawarkan pulpen kami kepada bapak tersebut setelah bernegosiasi dan memaparkan tujuan sebenarnya kegiatan kami akhirnya bapak tersebut membeli pulpen kami dengan harga diatas rata rata beliau memberi kami uang Rp. 100.000 luar biasa ucap ku didalam hati “Inama’al usri yusro sesungguhnya setiap ada kesulitan pastiada kemudahan”.
Dari sana semangat kami menggebu kembali kami optimis dapat menjual semua pulpen pulpen kami yang tinggal tersisa satu buah pulpen lagi .
Kami kembali melangkahkan  kaki ini menyusuri jalanan hingga kami sampai kedepan sebuah shorum mobil, kemudian  kami memokuskan pandangan ke arah shorum tersebut mencari calon pembeli yang akan membeli pulpen kami hingga mata kami tertuju pada seorang pria keturunan tionghoa yang sedang membersihkan mobilnya, dengan berbekal rasa optimisme yang menggebu kami mulai memprosfek orang tersebut menawarkan pulpen terakhir kami dengan harga setinggi tingginya, setelah hampir lima menit akhirnya perjuangan kami berakhir manis orang tersebut mau membeli pulpen kami dengan harga yang cukup tinggi yaitu Rp.150.000 harga yang sangat pantastis.
Alhammdulillah. . . .akhirnya kami dapat  menyelesaikan juga tantangan ini, kami pun kembali melangkahkan kaki ini  menuju gedung seamolec dengan perasaan bangga sekaligus terharu sedikit pun tidak percaya bahwa kami akan bisa melakukan hal segila ini menjual pulpen dengan harga yang pantastis, pengalaman yang luar biasa pengalaman yang takan terlupakan sampai kapanpun sampai mata ini tertutup untuk selama lamanya.
Banyak pelajaran hidup yang saya dapatkan dari kegiatan out bond ini, mulai dari kerjasama tim, kerja keras, selalu berfikir fositif, selalu optimis dan masih banyak hal lain yang tidak bisa aku ungkapkan dengan kata kata dan yang terpenting dari kegiatan ini saya mempunyai banyak teman baru terutama teman yang satu ini ha ha ha (Intermez0)

By :Maman Kusmana
e-Mail: Mamankusmana11@gmail.com
Blog :Life Is Adventure And Adventur Is Future